Manuver atau memanipulasi jaringan distribusi adalah serangkaian kegiatan
membuat modifikasi terhadap operasi normal dari jaringan akibat dari adanya
gangguan atau pekerjaan jaringan yang membutuhkan pemadaman tenaga listrik,
sehingga dapat mengurangi daerah pemadaman dan agar tetap tercapai kondisi
penyaluran tenaga listrik yang semaksimal mungkin. Kegiatan yang dilakukan
dalam manuver jaringan antara lain :
- Memisahkan bagian–bagian jaringan yang semula terhubung dalam keadaan bertegangan ataupun tidak bertegangan dalam kondisi normalnya.
- Menghubungkan bagian–bagian jaringan yang semula terpisah dalam keadaan bertegangan ataupun tidak bertegangan dalam kondisi normalnya.
Optimalisasi atas keberhasilan kegiatan manuver jaringan dari segi
teknis ditentukan oleh konfigurasi jaringan dan peralatan manuver yang tersedia
di sepanjang jaringan. Peralatan yang dimaksud adalah peralatan – peralatan
jaringan yang berfungsi sebagai peralatan hubung.
Peralatan tersebut antara lain yaitu :
1. Pemutus Tenaga (PMT)
PMT |
Pemutus tenaga (PMT) adalah adalah alat pemutus tenaga listrik yang
berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan hubungan listrik (switching
equipment) baik dalam kondisi normal (sesuai rencana dengan tujuan
pemeliharaan), abnormal (gangguan), atau manuver system, sehingga dapat
memonitor kontinuitas system tenaga listrik dan keandalan pekerjaan
pemeliharaan
Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu pemutus tenaga atau
Circuit Breaker (CB) adalah :
- Harus mampu untuk menutup dan dialiri arus beban penuh dalam waktu yang lama.
- Dapat membuka otomatis untuk memutuskan beban atau beban lebih.
- Harus dapat memutus dengan cepat bila terjadi hubung singkat.
- Celah (Gap) harus tahan dengan tegangan rangkaian, bila kontak membuka.
- Mampu dialiri arus hubung singkat dengan waktu tertentu.
- Mampu memutuskan arus magnetisasi trafo atau jaringan serta arus pemuatan (Charging Current)
- Mampu menahan efek dari arching kontaknya, gaya elektromagnetik atau kondisi termal yang tinggi akibat hubung singkat.
PMT tegangan menengah ini biasanya dipasang pada Gardu Induk, pada
kabel masuk ke busbar tegangan menengah (Incoming Cubicle) maupun pada setiap
rel/busbar keluar (Outgoing Cubicle) yang menuju penyulang keluar dari Gardu
Induk (Yang menjadi kewenangan operator tegangan menengah adalah sisi Incoming
Cubicle). Ditinjau dari media pemadam busur apinya PMT dibedakan atas :
- PMT dengan media minyak (Oil Circuit Breaker)
- PMT dengan media gas SF6 (SF6 Circuit Breaker)
- PMT dengan media vacum (Vacum Circuit Breaker)
Konstruksi PMT sistem 20 kV pada Gardu Induk biasanya dibuat agar PMT
dan mekanisme penggeraknya dapat ditarik keluar / drawable (agar dapat ditest
posisi apabila ada pemadaman karena pekerjaan pemeliharaan maupun gangguan).
2. Disconector (DS) / Saklar Pemisah
Adalah sebuah alat pemutus yang digunakan untuk menutup dan membuka
pada komponen utama pengaman/recloser, DS tidak dapat dioperasikan secara
langsung, karena alat ini mempunyai desain yang dirancang khusus dan mempunyai
kelas atau spesifikasi tertentu, jika dipaksakan untuk pengoperasian langsung,
maka akan menimbulkan busur api yang dapat berakibat fatal. Yang dimaksud
dengan pengoperasian langsung adalah penghubungan atau pemutusan tenaga listrik
dengan menggunakan DS pada saat DS tersebut masih dialiri tegangan listrik.
Pengoperasian DS tidak dapat secara bersamaan melainkan dioperasikan
satu per satu karena antara satu DS dengan DS yang lain tidak berhubungan,
biasanya menggunakan stick (tongkat khusus) yang dapat dipanjangkan atau
dipendekkan sesuai dengan jarak dimana DS itu berada, DS sendiri terdiri dari
bahan keramik sebagai penopang dan sebuah pisau yang berbahan besi logam
sebagai switchnya.
3. Air Break Switch (ABSw)
Air Break Switch (ABSw) adalah peralatan hubung yang berfungsi sebagai
pemisah dan biasa dipasang pada jaringan luar. Biasanya medium kontaknya adalah
udara yang dilengkapi dengan peredam busur api / interrupter berupa hembusan
udara. ABSw juga dilengkapi dengan peredam busur api yang berfungsi untuk
meredam busur api yang ditimbulkan pada saat membuka / melepas pisau ABSw yang
dalam kondisi bertegangan .
Kemudian ABSw juga dilengkapi dengan isolator tumpu
sebagai penopang pisau ABSw , pisau kontak sebagai kontak gerak yang berfungsi
membuka / memutus dan menghubung / memasukan ABSw , serta stang ABSw yang
berfungsi sebagai tangkai penggerak pisau ABSw.
Perawatan rutin yang dilakukan
untuk ABSw karena sering dioperasikan, mengakibatkan pisau-pisaunya menjadi aus
dan terdapat celah ketika dimasukkan ke peredamnya / kontaknya. Celah ini yang
mengakibatkan terjadi lonjakan bunga api yang dapat membuat ABSw terbakar.
Pemasangan ABSw pada jaringan, antara lain digunakan untuk :
a. Penambahan beban pada lokasi jaringan
b. Pengurangan beban pada lokasi jaringan
c. Pemisahan jaringan secara manual pada saat jaringan mengalami
gangguan.
ABSW terdiri dari :
1. Stang ABSW
2. Cross Arm Besi
3. Isolator Tumpu
4. Pisau Kontak
5. Kawat Pentanahan
6. Peredam Busur Api
7. Pita Logam Fleksibel
4. Load Break Switch (LBS)
Load Break Switch (LBS) atau saklar pemutus beban adalah peralatan
hubung yang digunakan sebagai pemisah ataupun pemutus tenaga dengan beban
nominal. Proses pemutusan atau pelepasan jaringan dapat dilihat dengan mata
telanjang. Saklar pemutus beban ini tidak dapat bekerja secara otomatis pada
waktu terjadi gangguan, dibuka atau ditutup hanya untuk memanipulasi beban.
5. Recloser ( Penutup Balik Otomatis / PBO )
Recloser adalah peralatan yang digunakan untuk memproteksi bila
terdapat gangguan, pada sisi hilirnya akan membuka secara otomatis dan akan
melakukan penutupan balik (reclose) sampai beberapa kali tergantung
penyetelannya dan akhirnya akan membuka secara permanen bila gangguan masih
belum hilang (lock out). Penormalan recloser dapat dilakukan baik secara manual
maupun dengan sistem remote. Recloser juga berfungsi sebagai pembatas daerah
yang padam akibat gangguan permanen atau dapat melokalisir daerah yang terganggu
Recloser mempunyai 2 (dua) karateristik waktu operasi (dual timming),
yaitu operasi cepat (fast) dan operasi lambat (delay)
Menurut fasanya recloser dibedakan atas :
- Recloser 1 fasa
- Recloser 3 fasa
Menurut sensor yang digunakan, recloser dibedakan atas :
- Recloser dengan sensor tegangan (dengan menggunakan trafo tegangan) digunakan di jawa timur
- Recloser dengan sensor arus (dengan menggunakan trafo arus) digunakan di jawa tengah
Recloser |
sumber:
http://dayatthepieceofworld.blogspot.com
http://anak-elektro-ustj.blogspot.com/2011/11/ayo-sama-sama-belajar-3_10.html
http://dayatthepieceofworld.blogspot.com
http://anak-elektro-ustj.blogspot.com/2011/11/ayo-sama-sama-belajar-3_10.html
punya penjelasan atau buku tentang LBS gak bro?
ReplyDeletemaaf, perkenalkan nama saya setiyawan,,saya ingin bertanya untuk keperluan tugas kuliah,
ReplyDeletekalau perbedaan manuver dengan kontingensi apa ya??
Numpang tanya suhu...
ReplyDeleteApa aja ya komponen pada LBS..??
Numpang nanya slurr..
ReplyDeleteKetika ada gangguan pada suatu daerah yang membatasi recloser apakah terbaca indikasi Gangguan nya .
Pada panel loung-aut yang terhubung pada recloser tersebut