Al-Jahiz lahir di Basra,
Irak pada 781 M. Abu Uthman Amr ibn Bahr al-Kinani al-Fuqaimi al-Basri, nama
aslinya. Ahli zoologi terkemuka dari Basra, Irak ini merupakan ilmuwan Muslim
pertama yang mencetuskan teori evolusi. Pengaruhnya begitu luas di kalangan ahli
zoologi Muslim dan Barat. Jhon William Draper, ahli biologi Barat yang sezaman
dengan Charles Darwin pernah berujar, ”Teori evolusi yang dikembangkan umat
Islam lebih jauh dari yang seharusnya kita lakukan. Para ahli biologi Muslim
sampai meneliti berbagai hal tentang anorganik serta mineral.” Al-Jahiz lah
ahli biologi Muslim yang pertama kali mengembangkan sebuah teori evolusi .
Ilmuwan dari abad ke-9 M itu mengungkapkan dampak lingkungan terhadap kemungkinan seekor binatang untuk tetap bertahan hidup. Sejarah peradaban Islam mencatat, Al-Jahiz sebagai ahli biologi pertama yang mengungkapkan teori berjuang untuk tetap hidup (struggle for existence). Untuk dapat bertahan hidup, papar dia, makhluk hidup harus berjuang, seperti yang pernah dialaminya semasa hidup. Beliau dilahirkan dan dibesarkan di keluarga miskin.
Meskipun
harus berjuang membantu perekonomian keluarga yang morat-marit dengan menjual
ikan, ia tidak putus sekolah dan rajin berdiskusi di masjid tentang sains.
Beliau bersekolah hingga usia 25 tahun. Di sekolah, Al-Jahiz mempelajari banyak
hal, seperti puisi Arab, filsafat Arab, sejarah Arab dan Persia sebelum Islam,
serta Al-Qur’an dan hadist.
Al-Jahiz juga merupakan penganut awal determinisme lingkungan. Menurutnya,
lingkungan dapat menentukan karakteristik fisik penghuni sebuah komunitas
tertentu. Asal muasal beragamnya warna kulit manusia terjadi akibat hasil dari
lingkungan tempat mereka tinggal. Berkat teori-teori yang begitu cemerlang,
Al-Jahiz pun dikenal sebagai ahli biologi terbesar yang pernah lahir di dunia
Islam. Ilmuwan yang amat tersohor di kota Basra, Irak itu berhasil menuliskan
kitab Ritab Al-Haywan (Buku tentang Binatang). Dalam kitab itu dia menulis
tentang kuman, teori evolusi, adaptasi, dan psikologi binatang. Al-Jahiz pun tercatat
sebagai ahli biologi pertama yang mencatat perubahan hidup burung melalui
migrasi.
Tak cuma itu, pada abad ke-9 M. Al-Jahiz sudah mampu menjelaskan
metode memperoleh ammonia dari kotoran binatang melalui penyulingan. Sosok dan
pemikiran Al-Jahiz pun begitu berpengaruh terhadap ilmuwan Persia, Al-Qazwini,
dan ilmuwan Mesir, Al-Damiri. Karirnya sebagai penulis ia awali dengan menulis
artikel. Ketika itu Al-Jahiz masih di Basra. Sejak itu, ia terus menulis hingga
menulis dua ratus buku semasa hidupnya.
Pada abad ke-11, Khatib
al-Baghdadi menuduh Al-Jahiz memplagiat sebagian pekerjaannya dari Kitab
al-Hayawan of Aristotle. Selain al-Hayawan, beliau juga menulis kitab
al-Bukhala (Book of Misers or Avarice & the Avaricious), Kitab al-Bayan wa
al-Tabyin (The Book of eloquence and demonstration), Kitab Moufakharat al
Jawari wal Ghilman (The book of dithyramb of concubines and ephebes), dan
Risalat mufakharat al-sudan ‘ala al-bidan (Superiority Of The Blacks To The
Whites). Suatu ketika, pada tahun 816 M ia pindah ke Baghdad. Al-Jahiz meninggal setelah
lima puluh tahun menetap di Baghdad pada tahun 869, ketika ia berusia 93 tahun.
sumber:
http://haxims.blogspot.com/2011/05/inilah-10-ilmuwan-islam-paling-berjasa.html
http://klikunic.net
Post a Comment
Jika ingin berkomentar, silahkan menggunakan kata-kata yang baku, berkomentarlah sesuai dengan tema yang dibahas. Dilarang untuk promosi dalam bentuk apapun, memaki atau hanya sekedar spam.
Terima Kasih Jika Anda bersedia mematuhi aturan dari admin..
Selamat menikmati..