Adapun bebetapa faktor yang menyebabkan tegangan permukaan tanah adalah sebagai berikit:
1. Pengaruh Uap Lembab Dalam Tanah
Kandungan uap lembab dalam tanah merupakan
faktor penentu nilai tegangan tanah. Variasi dari perubahan uap lembab akan
membuat perbedaan yang menonjol dalam efektifitas hubungan elektroda pentanahan
dengan tanah. Hal ini jelas telihat pada
kandungan uap lembab di bawah 20%. Nilai di atas 20% resistivitas tanah tidak
banyak terpengaruh, tetapi di bawah 20% resistivitas tanah meningkat drastis
dengan penurunan kandungan uap lembab.
Berkaitan dengan kandungan uap lembab,
tes bidang menunjukkan bahwa dengan lapisan permukaan tanah 10 kali akan lebih
baik ditahan oleh batas dasar. Elektroda yang dipasang dengan dasar batu
biasanya memberikan kualitas pentanahan yang baik, hal ini disebabkan dasar-dasar
batu sering tidak dapat tembus air dan menyimpan uap lembab sehingga memberikan
kandungan uap lembab yang tinggi.
2. Pengaruh Tahanan Jenis Tanah
Tahanan tanah merupakan kunci utama yang
menentukan tahanan elektroda dan pada kedalaman berapa elektroda harus ditanam
agar diperoleh tahanan yang rendah. Tahanan tanah bervariasi di berbagai tempat
dan cenderung berubah menurut cuaca. Tahanan tanah ditentukan juga oleh
kandungan elektrolit di dalamnya, kandungan air, mineral-mineral dan
garam-garam.
Tanah yang kering biasanya mempunyai tahanan yang tinggi, namun demikian
tanah yang basah juga dapat mempunyai tahanan yang tinggi apabila tidak
mengandung garam-garam yang dapat larut. Tahanan tanah berkaitan langsung
dengan kandungan air dan suhu, dengan demikian dapat diasumsikan bahwa tahanan
suatu sistem pentanahan akan berubah sesuai dengan perubahan iklim setiap
tahunnya. Untuk memperoleh kestabilan resistansi pentanahan, elektroda
pentanahan dipasang pada kedalaman optimal mencapai tingkat kandungan air yang
tetap.
3. Pengaruh Temperatur
Temperatur akan berpengaruh langsung terhadap
resistivitas tanah dengan demikian akan berpengaruh juga terhadap performa tegangan
permukaan tanah. Pada musim dingin struktur fisik tanah menjadi sangat keras,
dan tanah membeku pada kedalaman tertentu.
Air di dalam tanah membeku pada suhu
di bawah 0 derajad Celcius dan hal ini menyebabkan peningkatan yang besar dalam koefisien
temperatur resistivitas tanah. Koefisien ini negatif, dan pada saat temperature
menurun, resistivitas naik dan resistansi hubung tanah tinggi. Pengaruh
temperatur terhadap resistivitas tanah dijelaskan dalam tabel 2.1 sebagai
berikut:
Tabel 2.2
Resistivitas Berbagai Jenis Tanah
4. Perubahan
resistivitas tanah
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa
resistivitas tanah sangat tergantung dengan material pendukung tanah,
temperatur dan kelembaban. Daerah dengan struktur tanah berpasir, berbatu dan
cenderung berstruktur tanah padas mempunyai resistivitas yang tinggi.
Disinyalir kondisi tanah yang demikian diakibatkan kerusakan yang terjadi di
permukaan tanah, berkurangnya tumbuhantumbuhan yang dapat mengikat air mengakibatkan
kondisi tanah tandus dan berkurang kelembabannya.
5. Korosi
Komponen sistem pentanahan dipasang di atas
dan di bawah permukaan tanah, keduanya menghadapi karakteristik lingkungan yang
berlainan. Bagian yang berada di atas permukaan tanah, asap dan partikel debu
dari proses industri serta partikel
terlarut yang terkadung dalam air hujan akan mengakibatkan korosi pada konduktor.
Bagian di bawah tanah, kondisi tanah basah yang mengandung materi alamiah,
bahan-bahan kimia yang terkontaminasi didalamnya juga dapat mengakibatkan
korosi. Secara umum terdapat dua penyebab terjadinya korosi yaitu:
- Korosi bimetal (bimetallic corrosion)
Penyambungan logam yang tidak sejenis dan
terdapat cairan konduktif listrik ringan adalah situasi yang sangat banyak
terjadi di bawah tanah. Logam yang mempunyai sifat lebih rentan akan lebih
cepat mengalami korosi. memperlihatkan klasifikasi logam berdasarkan daya tahan
terhadap korosi. Jika logam terletak pada tanah dengan kandungan elektrolit
tinggi, logam dengan daya tahan lebih tinggi bersifat katodik sedangkan logam
yang lebih rentan bersifat anodik.
Logam yang bersifat anodik akan terkorosi. Metode
untuk mencegah terjadinya korosi galvanis dengan menerapkan aturan daerah (areas rule). Area logam anodik (khususnya untuk baja)
dibagi dengan area logam katodik (khusus untuk tembaga). Perbandingan antara
anodik dan katodik menurun, resiko kecepatan korosi naik dengan tajam.
- Korosi kimia (chemical corrosion)
Berdasarkan skala pH, kondisi tanah dapat
dibedakan menjadi kondisi asam, basa dan netral. Korosi kimia akan terjadi pada
tanah asam ataupun basa. Kecepatan korosi akan dipengaruhi oleh daya tahan
logam, jika logam bersifat rentan maka akan lebih cepat terkorosi. Sebagai
pedoman, material yang berada di sekeliling elektroda sebaiknya relatif netral.
Post a Comment
Jika ingin berkomentar, silahkan menggunakan kata-kata yang baku, berkomentarlah sesuai dengan tema yang dibahas. Dilarang untuk promosi dalam bentuk apapun, memaki atau hanya sekedar spam.
Terima Kasih Jika Anda bersedia mematuhi aturan dari admin..
Selamat menikmati..