Tanah terbagi menjadi beberapa jenis :
1. Jenis Tanah Kapur
Gambar: Grafik Tegangan Permukaan Tanah Kapur Kedalaman 0,5 m |
Tampak dari grafik di atas hasil data yang
diperoleh, bahwa tegangan permukaan
mencapai puncaknya sebesar 8,2 V untuk tegangan gangguan 80 V, dengan jarak 0,2
m dari elektroda. Diperoleh nilai R tanah (tahanan tanah) yang cukup rendah
yakni 9,2 Ohm, padahal dalam sistem pentanahan disyaratkan R tanah lebih kecil
dari 10 Ohm. Fenomena lain yang didapati dari percobaan jenis tanah ini adalah
percobaan tidak bisa dilanjutkan untuk tegangan gangguan 120 V.
Hal ini terjadi
dikarenakan kondisi tanah yang terlalu basah dikarenakan malam sebelumnya
terjadi hujan yang cukup lebat ditempat tersebut. Sehingga pada saat pengukuran
hanya mampu mencapai tegangan gangguan 108 V dengan arus 2,11 A, kondisi dimana
terjadi hubung singkat antara elektroda pentanahan dengan pasak netral. Akibat
dari kondisi beban tersebut, pengukuran kemudian tidak dilanjutkan untuk nilai
tegangan gangguan yang lebih tinggi, karena dapat berakibat terjadi konsleting.
Kesimpulan sementara menunjukkan walaupun memiliki R tanah yang rendah, belum
menjamin akan memiliki sistem pentanahan yang baik. Faktor lain yang mempengaruhi adalah
diameter dan panjang elektroda batang yang digunakan dan dibenamkan ke dalam tanah.
Konfigurasi pengukuran ini hanya mampu mendistribusikan nilai tegangan permukaan
secara horizontal atau menyamping.
Jenis tanah kapur = R tanah = 6,2.
Kedalaman 1 m. sudut = 0
Gambar: Grafik Tegangan Permukaan Tanah Kapur Kedalaman 1m |
Tampak dari gambar grafik di atas, hasil data
yang diperoleh bahwa tegangan permukaan mencapai puncaknya sebesar 5,2 V untuk
tegangan gangguan 80 V, dengan jarak 0,2 m dari elektroda. Diperoleh nilai
R tanah (tahanan tanah) yang 16 cukup rendah yakni 6,2 Ohm, padahal dalam
sistem pentanahan disyaratkan R tanah lebih kecil dari 10 Ohm. Diperoleh nilai
tegangan permukaan yang kecil yakni kurang dari 1 V untuk tegangan gangguan
yang lebih besar dari 80 V.
Sehingga bisa disimpulkan sistem pentanahan bekerja
lebih optimal untuk konfigurasi pengukuran seperti ini. Dengan kata lain arus
gangguan tanah yang dialirkan bisa langsung di distribusikan dalam radius yang
sangat kecil. Nilai tegangan permukaan masih dipengaruhi oleh diameter dan panjang
elektroda batang yang digunakan dan dibenamkan ke dalam tanah. Dan kondisi
partikel dari jenis tanah kapur ini akan semakin baik dalam mengalirkan muatan
listrik manakala diberi arus gangguan yang semakin tinggi.
2. Jenis Tanah Lembab-Pasir
Jenis tanah lembab = R Tanah >> 1000
ohm. Kedalaman = 0,5 m. Sudut = 0
Gambar: Grafik Tegangan Permukaan Tanah Lembab Pasir Kedalaman 0,5 m |
Tampak dari gambar grafik di atas hasil data
yang diperoleh, bahwa tegangan permukaan mencapai puncaknya sebesar 50,5 V
untuk tegangan gangguan 240 V, dengan jarak 0,2 m dari elektroda batang.
Diperoleh nilai R tanah yang sangat besar yakni diatas 1k Ohm, padahal dalam
sistem pentanahan disyaratkan R tanah lebih kecil dari 10 Ohm.
Kenaikan nilai
tegangan gangguan yang diberikan, diikuti oleh nilai tegangan permukaan yang
semakin besar. Sehingga bisa disimpulkan sistem pentanahan tidak bekerja
optimal untuk jenis tanah lembab-pasir seperti ini. Dengan kata lain arus
gangguan tanah yang dialirkan tidak bisa langsung di distribusikan dalam radius
yang sangat kecil. Bahkan nilainya semakin besar mengikuti besarnya nilai arus
gangguan.
Kondisi partikel dari jenis tanah lembab pasir ini memang kurang baik
dalam mengalirkan muatan listrik manakala diberi arus gangguan yang semakin tinggi,
karena partikel penyusunnya terdiri dari butiran-butiran batu yang memiliki
rongga udara. Kondisi temperatur pun tidak banyak berperan dalam memperbaiki sistem pentanahan untuk kondisi
tanah lembab-pasir.
Jenis tanah lembab = R Tanah >> 1000
ohm. Kedalaman = 1 m. Sudut = 0
Gambar: Grafik Permukaan Tanah Lembab-Pasir Kedalaman 1 m |
Tampak dari gambar grafik di atas, hasil data
yang diperoleh bahwa tegangan permukaan mencapai puncaknya sebesar 48,5 V
untuk tegangan gangguan 240 V, dengan jarak 0,2 m dari elektroda batang.
Diperoleh nilai R tanah yang sangat besar yakni diatas 1k Ohm, padahal dalam
sistem pentanahan disyaratkan R tanah lebih kecil dari 10 Ohm. Kenaikan nilai
tegangan gangguan yang diberikan, diikuti oleh nilai tegangan permukaan yang
semakin besar. Sehingga bisa disimpulkan sistem pentanahan tidak dapat bekerja
optimal untuk jenis tanah lembab-pasir seperti ini.
Dengan kata lain arus gangguan tanah yang
dialirkan tidak bisa langsung didistribusikan dalam radius yang sangat kecil. Bahkan
nilainya semakin besar mengikuti besarnya nilai arus gangguan. Nilai tegangan
permukaan juga tidak dipengaruhi oleh panjang elektroda batang yang digunakan
dan dibenamkan ke dalam tanah. Kondisi partikel dari jenis tanah lembab-pasir
ini memang kurang baik dalam mengalirkan muatan listrik manakala diberi arus
gangguan yang semakin tinggi, karena partikel penyusunnya terdiri dari butiran-butiran
batu yang memiliki rongga udara. Kondisi temperatur pun tidak banyak berperan
dalam memperbaiki sistem pentanahan untuk kondisi tanah lembab-pasir.
3. Jenis Tanah Lempung
Tampak dari gambar grafik di bawah, hasil data
yang diperoleh bahwa tegangan permukaan mencapai puncaknya sebesar 7,03 V
untuk tegangan gangguan 120V, dengan jarak 0,2 m dari elektroda batang.
Diperoleh nilai R tanah yang kecil yakni 55 Ohm, padahal dalam sistem
pentanahan disyaratkan R tanah lebih kecil dari 10 ohm.
Jenis tanah lempung = R Tanah = 55 ohm.
Kedalaman = 0,5 m. Sudut = 0
Gambar: Grafik Tegangan Permukaan Tanah Lempung Kedalaman 0,5 m |
Kenaikan nilai tegangan gangguan yang
diberikan, diikuti oleh nilai tegangan permukaan yang semakin besar sampai pada
tegangan gangguan 120 V. Sehingga bisa disimpulkan sistem pentanahan kurang
dapat bekerja optimal untuk jenis tanah lempung
seperti ini. Arus gangguan tanah yang dialirkan baru bisa di distribusikan
dalam radius yang lebih besar dibandingkan jenis tanah kapur-basah.
Nilai
tegangan permukaan juga dipengaruhi oleh panjang elektroda batang yang digunakan
dan dibenamkan kedalam tanah. Jenis tanah lempung ini memang memiliki partikel
yang mampu menyimpan air cukup lama. Sehingga baik dalam mengalirkan muatan
listrik manakala diberi arus gangguan yang semakin tinggi, karena air memiliki
sifat konduktor terhadap loncatan listrik.
Jenis tanah lempung = R Tanah = 22
ohm. Kedalaman = 1 m. Sudut = 0
Gambar: Grafik Tegangan Permukaan Tanah Lempung Kedalaman 1 m
|
Tampak dari gambar grafik di atas, hasil data
yang diperoleh bahwa tegangan permukaan mencapai puncaknya sebesar 0,001 V
untuk semua tegangan gangguan yang diberikan, dengan jarak 0,2 m dari elektroda
batang. Diperoleh nilai R tanah yang kecil yakni 22 Ohm, padahal dalam sistem
pentanahan disyaratkan R tanah lebih kecil dari 10 Ohm.
Nilai tegangan gangguan
yang diberikan ternyata mampu terdistribusi dengan baik, bahkan nilai tegangan
permukaan yang ada sangat kecil. Hal ini sangat jelas terlihat pada grafik
diatas, sejak dari nilai tegangan gangguan yang kecil–besar, semua mampu
disebarkan secara vertikal atau ke bawah elektroda batang. Sehingga bisa disimpulkan
sistem pentanahan dapat bekerja optimal untuk jenis tanah lempung seperti ini. Arus
gangguan tanah yang dialirkan baru bisa di distribusikan dalam radius yang
sangat kecil dari pada jenis tanah yang lain.
Selain itu, nilai tegangan permukaan
juga dipengaruhi oleh panjang elektroda batang yang digunakan dan dibenamkan
kedalam tanah. Kondisi partikel dari jenis tanah lempung ini memang cukup lama
bisa menyimpan air, sehingga baik dalam mengalirkan muatan listrik manakala
diberi arus gangguan yang semakin tinggi, karena air memiliki sifat konduktor
terhadap loncatan listrik.
4. Jenis Tanah Kering-Pasir
Jenis tanah pasir = R Tanah = 1000 ohm.
Kedalaman = 0,5 m. Sudut = 0
Tampak dari gambar grafik di atas hasil data
yang diperoleh bahwa tegangan permukaan mencapai puncaknya sebesar 53 V untuk
tegangan gangguan 240 V, dengan jarak 0,2 m dari elektroda batang. Diperoleh
juga nilai R tanah yang sangat besar yakni diatas 1k Ohm, dimana dalam sistem
pentanahan disyaratkan R tanah lebih kecil dari 10 Ohm. Kenaikan nilai tegangan
gangguan yang diberikan, diikuti oleh nilai tegangan permukaan yang semakin
besar. Sehingga bisa disimpulkan sistem pentanahan tidak bekerja optimal untuk
jenis tanah kering-pasir seperti ini.
Jadi arus gangguan tanah yang dialirkan
tidak bisa langsung di distribusikan dalam radius yang sangat kecil. Bahkan
nilainya semakin besar mengikuti besarnya nilai arus gangguan. Kondisi partikel
dari jenis tanah lembab-pasir ini memang kurang baik dalam mengalirkan muatan
listrik manakala diberi arus gangguan yang semakin tinggi, karena partikel penyusunnya terdiri
dari butiran-butiran batu yang memiliki rongga udara. Kondisi ini semakin buruk
dengan tingginya temperatur yang ada, sehingga kondisi tanah benar-benar tidak
mengandung faktor yang mampu meningkatkan sistem pentanahan yang ada.
Jenis tanah pasir = R Tanah = 1000 ohm.
Kedalaman = 1 m. Sudut = 0
Tampak dari gambar grafik di atas, hasil data
yang diperoleh bahwa tegangan permukaan mencapai puncaknya sebesar 27,2 V
untuk tegangan gangguan 240 V, dengan jarak 0,2 m dari elektroda batang.
Diperoleh nilai R-tanah yang sangat besar yakni diatas 1k Ohm, padahal dalam
sistem pentanahan disyaratkan R tanah lebih kecil dari 10 Ohm.
Kenaikan nilai
tegangan gangguan yang diberikan, diikuti oleh nilai tegangan permukaan yang
semakin besar. Sehingga bisa disimpulkan sistem pentanahan tidak dapat bekerja
optimal untuk jenis tanah lembab-pasir seperti ini. Jadi arus gangguan tanah
yang dialirkan tidak bisa langsung di distribusikan dalam radius yang sangat
kecil. Bahkan nilainya semakin besar mengikuti besarnya nilai arus gangguan.
Nilai tegangan permukaan juga tidak dipengaruhi oleh panjang elektroda batang
yang digunakan dan dibenamkan kedalam tanah. Kondisi partikel dari jenis tanah
kering-pasir ini memang kurang baik dalam mengalirkan muatan listrik manakala
diberi arus gangguan yang semakin tinggi, karena partikel penyusunnya terdiri
dari butiranbutiran batu yang memiliki rongga udara. Kondisi ini semakin buruk
dengan tingginya temperatur yang ada, sehingga kondisi tanah benar-benar tidak
mengandung faktor yang mampu meningkatkan sistem pentanahan yang ada.
Post a Comment
Jika ingin berkomentar, silahkan menggunakan kata-kata yang baku, berkomentarlah sesuai dengan tema yang dibahas. Dilarang untuk promosi dalam bentuk apapun, memaki atau hanya sekedar spam.
Terima Kasih Jika Anda bersedia mematuhi aturan dari admin..
Selamat menikmati..