Besarnya energi atau
beban listrik yang dipakai ditentukan oleh reaktansi (R), induktansi (L) dan
capasitansi (C). Besarnya pemakaian energi listrik itu disebabkan karena banyak
dan beraneka ragam peralatan (beban) listrik yang digunakan. Sedangkan beban listrik
yang digunakan umumnya bersifat induktif dan kapasitif.
Beban listrik yang
digunakan umumnya bersifat induktif dan kapasitif. Di mana beban induktif
(positif) membutuhkan daya reaktif seperti trafo pada rectifier, motor induksi
(AC) dan lampu TL, sedang beban kapasitif (negatif) mengeluarkan daya reaktif.
Daya reaktif itu merupakan daya tidak berguna sehingga tidak dapat dirubah
menjadi tenaga akan tetapi diperlukan untuk proses transmisi energi listrik
pada beban. Jadi yang menyebabkan pemborosan energi listrik adalah banyaknya
peralatan yang bersifat induktif.
Dalam menggunakan energi
listrik, pelanggan tidak hanya dibebani oleh daya aktif (kW) saja tetapi juga
daya reaktif (kVAR). Penjumlahan kedua daya itu akan menghasilkan daya nyata
yang merupakan daya yang disuplai oleh PLN. Jika nilai daya itu diperbesar yang
biasanya dilakukan oleh pelanggan industri maka rugi-rugi daya menjadi besar
sedang daya aktif (kW) dan tegangan yang sampai ke konsumen berkurang. Dengan
demikian produksi pada industri itu akan menurun hal ini tentunya tidak boleh
terjadi untuk itu suplai daya dari PLN harus ditambah berarti penambahan biaya.
Karena daya itu
P = V.I
maka dengan bertambah
besarnya daya berarti terjadi penurunan harga V dan naiknya harga I. Dengan demikian
daya aktif, daya reaktif dan daya nyata merupakan suatu kesatuan.
Perbandingan daya aktif
(kW) dengan daya nyata (kVA) dapat didefinisikan sebagai faktor daya (pf) atau
cos r.
cos r = pf = P (kW) / S
(kVA) ........(1)
P (kW) = S (kVA) . cos r................(2)
Seperti kita ketahui
bahwa harga cos r adalah mulai dari 0 s/d 1. Berarti kondisi terbaik yaitu pada
saat harga P (kW) maksimum [ P (kW)=S (kVA) ] atau harga cos r = 1 dan ini
disebut juga dengan cos r yang terbaik. Namun dalam kenyataannya harga cos r
yang ditentukan oleh PLN sebagai pihak yang mensuplai daya adalah sebesar 0,8.
Jadi untuk harga cos r < 0,8 berarti pf dikatakan jelek.
Jika pf pelanggan jelek
(rendah) maka kapasitas daya aktif (kW) yang dapat digunakan pelanggan akan
berkurang. Kapasitas itu akan terus menurun seiring dengan semakin menurunnya
pf sistem kelistrikan pelanggan. Akibat menurunnya pf itu maka akan muncul
beberapa persoalan sbb:
- Membesarnya
penggunaan daya listrik kWH karena rugi-rugi.
- Membesarnya
penggunaan daya listrik kVAR.
- Mutu listrik
menjadi rendah karena jatuh tegangan.
Secara
teoritis sistem dengan pf yang rendah tentunya akan menyebabkan arus yang
dibutuhkan dari pensuplai menjadi besar. Hal ini akan menyebabkan rugi-rugi
daya (daya reaktif) dan jatuh tegangan menjadi besar.
Dengan
demikian denda harus dibayar sebabpemakaian daya reaktif meningkat menjadi
besar. Denda atau biaya kelebihan daya reaktif dikenakan apabila jumlah
pemakaian kVARH yang tercata dalam sebulan lebih tinggi dari 0,62 jumlah kWH
pada bulan yang bersangkutan sehingga pf rata-rata kurang dari 0,85. Sedangkan
perhitungan kelebihan pemakaian kVARH dalam rupiah menggunakan rumus sbb:
[ B - 0,62 ( A1 + A2 ) ] Hk
Dimana : B = pemakaian k
VARH
A1 = pemakaian kWH
WPB
A2 = pemakaian kWH
LWBP
Hk = harga kelebihan
pemakaian kVARH
Untuk memperbesar harga cos r (pf) yang rendah hal yang mudah dilakukan adalah memperkecil sudut r sehingga menjadi r1 berarti r >r1. Sedang untuk memperkecil sudut r itu hal yang mungkin dilakukan adalah memperkecil komponen daya reaktif (kVAR). Berarti komponen daya reaktif yang ada bersifat induktif harus dikurangi dan pengurangan itu bisa dilakukan dengan menambah suatu sumber daya reaktif yaitu berupa kapasitor.
Proses pengurangan itu bisa terjadi karena kedua beban (induktor dan kapasitor) arahnya berlawanan akibatnya daya reaktif menjadi kecil. Bila daya reaktif menjadi kecil sementara daya aktif tetap maka harga pf menjadi besar akibatnya daya nyata (kVA) menjadi kecil sehingga rekening listrik menjadi berkurang. Sedangkan keuntungan lain dengan mengecilnya daya reaktif adalah :
- Mengurangi rugi-rugi daya pada sistem.
- Adanya peningkatan tegangan karena daya meningkat.
ditulis oleh: Ir. Deni Almanda, dosen Teknik Elektro & Kepala Perpustakaan FT UMJ, alumni FT UGM dan aktif menulis masalah kelistrikan di berbagai media.
Post a Comment
Jika ingin berkomentar, silahkan menggunakan kata-kata yang baku, berkomentarlah sesuai dengan tema yang dibahas. Dilarang untuk promosi dalam bentuk apapun, memaki atau hanya sekedar spam.
Terima Kasih Jika Anda bersedia mematuhi aturan dari admin..
Selamat menikmati..